Memilih Pasangan Jiwa di Sisa Usia Berdua

Secara iseng kubuka status WA seorang teman, dia pun hanya post dari sumber lain. Sangat layak untuk dipikirkan, terutama para wanita. Jangan salah memilih laki-laki. Jangan salah memilih suami.

Kusimpan dulu di galeri foto, atau langsung saja kutulis di sini agar kapasitas hp-ku tidak kepenuhan.

Menafkahimu dianggap beban. Dalam Islam, juga dalam relasi umum, suami wajib menafkahi istri dan anaknya. Berhati-hatilah pada laki-laki yang tampak tidak rela mengeluarkan uang untuk perempuan (calon istrinya).

Tangismu dianggap cengeng. Menangis adalah sikap yang manusiawi untuk mengeluarkan uneg-uneg. Laki-laki yang baik tidak akan menganggap perempuannya cengeng jika menangis pada saat tertentu, misalnya ketika mengalami peristiwa menyedihkan.

Sakit hatimu dianggap lebay. Rasa sakit hati juga manusiawi. Jika merasa sakit lalu dikomentari lebay, ada kemungkinan laki-laki itu tidak cerdas emosinya.

Lelah dianggap malas. Sudah lelah mengerjakan berbagai hal, meski mungkin tidak menghasilkan uang (penghasilan), tapi dianggap malas. Waduh... bahaya kalau ketemu manusia macam ini.

Bicara dianggap melawan. Perempuan dan laki-laki punya hak dan kewaijiban masing-masing. Ada hak untuk bicara dan berpendapat, tetap menjaga kesopanan dan sikap hormat. Jika berbeda pendapat tanpa melanggar etika, norma, dan syariat Islam, tapi kau dianggap melawan, hati-hati ya.. hindari laki-laki yang begini.

Perhatian malah diangap mengganggu. Kadang, perhatian yang kita berikan malah dianggap mengganggu. Tapi soal ini relatif kurasa, tergantung bagaimana komunikasi kedua pihak.

Eh ya tapi, komunikasi antarpasangan itu harus dijaga dengan baik, mencakup soal nafkah, bagaimana cara masing-masing pihak mengekspresikan perasaan (tangis, tawa, senyum, dll), dan kondisi fisik yang harus dijaga tetap sehat.

Semoga Allah jadikan keluarga kita sakinah, mawaddah, wa rahmah.