Terima Kasih, Tetangga

Minggu, 23/01/2022

Sebelum pulang dari pasar, aku mampir ke minimarket dekat rumah (kelurahan sebelah). Beli tepung bakwan instan, yang tidak kurencanakan sebelumnya. Lha gimana, tadi di pasar, oleh pedagang jagung dan bawang merah aku dikasih bonus daun bawang. Buat bakwan, katanya. Yah buat cemilan lah, hemat dan lebih bersih daripada bikinan warung.

Sambil belanja aku mengamati rak minyak goreng yang lapang. Stok barang tidak ada. Kalau kata Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), pemerintah salah strategi soal kebijakan harga minyak 14ribu per liter sampai 6 bulan ke depan.

Sejak diberlakukan beberapa hari yl (aku tidak ingat tanggalnya), aku tidak hendak beli. Minyak di rumah masih ada sekitar ¾ botol (kurang-lebih 800ml), dari yang kubeli di toko swalayan (bukan jaringan ritel moderen) seharga 18ribu.

Nanti saja beli minyak kalau tinggal ¼ botol :) beli di toko seharga 18ribu atau lebih pun tidak apa, yang penting masih ada uang (rezeki) untuk membeli dan stok barang ada.

Sampai di rumah, sebelum aku meracik masakan, Bapak sudah bikin polusi bunyi dengan mesin bor dan mesin penghalus kayu-nya. Pekerjaan membuat dipan untuk kasur-ku belum rampung.

Ketika jeda dan mesinnya diam, aku mendengar Pak Guru sebelah menegur Bapak soal ranting bambu kami yang sudah tinggi di samping rumahnya.

'Kuwatos kangge ndhelik ula,' begitu yang kutangkap alasan keberatan tetangga sebelah soal pohon bambu.

Nah, kalau disampaikan dengan baik-baik begitu kan lebih enak.

'Oh, inggih, mangke kula babat,' sahut Bapak.

Kupikir, ada baiknya Bapak disadarkan orang lain soal kemungkinan rimbunan semak dan pohon jadi sarang ular.

Itu juga yang jadi salah satu motivasiku untuk decluttering yang entah kapan akan selesai (semangat ya, diriku). Tidak hanya semak dan pohon, tumpukan barang di dalam rumah seperti kardus-kardus, buku, dan aneka rongsokan yang tidak segera dibuang, disukai ular untuk menyimpan telurnya.

Ular.. belum lama ini aku melihatnya di sekitar jemuran, dekat bangunan kamar mandi. Sekitar 3 minggu yl, ketika keluarga Mas Margono berkunjung kemari, ada seekor ular sepanjang 1 meter lebih. Dia merayap di sekitar pohon jambu sukun. Aku sempat panik dan berteriak memanggil Bapak untuk mengusir ular itu.

Tapi sebelum Bapak muncul dari kebun belakang, ular sebesar selang air itu sudah pergi ke arah datangnya tadi.

🏑

Setelah makan siang, Bapak naik ke atap teras dan sibuk memangkas bambu. Alhamdulillah.

Semoga hubungan baik dengan tetangga tetap terjaga.

Sore ini sambil istirahat aku window shopping di marketplace oranye. Eh, ada toko di Malang sedang flash sale minyak goreng 900ml seharga 14.250. Beli satu saja, dapat subsidi gratis ongkos kirim. Rezeki, nggak pakai antre, apalagi sampai rebutan. Terima kasih ya Allah.

🏑

Selasa, 25/01/2022

Sore hari, Bu Guru mengantar sekantong rambutan ke rumah kami. Aku penasaran, apakah dipetik dari buah yang menjuntai ke area rumah kami? Ge-er banget sih :P eh tapi ternyata iya. Kutengok di pintu samping rumah, sudah tidak ada dahan rambutan yang menjulur ke halaman kami.


Buah kiriman tetangga

Rambutannya enak, manis.

Wahai para wanita muslimah, tetaplah memberikan hadiah kepada tetangga walau hanya kaki kambing.” (HR. Bukhari, no. 2566 dan Muslim, no. 1030)

Terima kasih, Tetangga.

Comments

Post a Comment

Thank you for visiting 🌻 I'd love to hear your thoughts here