Law of Attraction is Real

Percayakah kamu hukum tarik-menarik? Aku percaya.

Allah sesuai persangkaan hamba-Nya.

Perpustakaan Kota Madiun, Okky Madasari, Mata dan Manusia Laut, Gramedia Pustaka Utama, Adu Merak Adu Sapi, R. Djoko Prakosa, Balai Bahasa Jawa Timur, Seri Terjemahan


Jumat, 9 Mei 2025

Aku bersiap mengikuti tes penerjemah yang diselenggarakan Balai Bahasa Jawa Timur, setelah lolos seleksi administratif.



Berusaha aku manfaatkan peluang sebagai penerjemah ini, sebaik-baiknya, karena aku sudah tidak lolos di seleksi naskah cerita anak dwibahasa tahap 1 (yang hanya mencari 16 naskah--bandingkan dengan tahun lalu yang 100 judul lebih. Efisiensi anggaran).


Lalu, ketika dibuka seleksi naskah tahap 2, yang mencari naskah berbahasa daerah di Jawa Timur (Jawa, Madura, Using), aku juga melewatkan kesempatan itu karena otakku tidak sanggup menghasilkan apapun hingga tenggat. Padahal peluangnya lebih besar, akan dijaring 107 judul buku. Iya, pihak BBJT bilang ada relaksasi anggaran.



Aku memilih waktu tes malam saja. Cari suasana sejuk, di tengah awal kemarau yang panas.

Seketika aku ingin ke Perpustakaan Madiun. Aku ingat pernah lihat buku Adu Merak Adu Sapi (R. Djoko Prakosa, Balai Bahasa Jawa Timur, 2021).

Aku mau pinjam buku itu. Ketika aku ikut tes penerjemah Balai Bahasa Jawa Timur 2021, naskah berbahasa Jawa buku itu jadi materi tes. Empat tahun lalu, aduhai ampun sulitnya aku mengerjakan tes itu. Basa Jawa-ne ora umum 🤦🏻‍♀️

Ya mana mungkin buku yang sudah terbit, jadi materi tes terbaru. Gimana sih aku.. ah sudahlah, kan aku mau pelajari nuansa bahasa Indonesia-nya. Meski juga dulu sempat kusimpan file cuplikan naskahnya (yang lalu kubuang dari folder karena aku sudah tidak butuh).

Jadilah tengah hari usai shalat Jumat aku berangkat. Tiba di perpus jam 1 tepat. Aku ingat rak tempat buku ini pernah kulihat. Tapi hari ini, aku harus menyortir ratusan buku dari beberapa rak.

Aku berharap punya cukup waktu untuk membaca buku puisi berbahasa Indonesia ini. Apapun yang berkaitan dengan profesiku, instansi terkait, maka kulakukan hal-hal positif yang sejalan.

Oh ya.. selain Adu Merak Adu Sapi, aku juga pinjam Mata dan Manusia Laut karya Okky Madasari.

Sistem Informasi Perbukuan Indonesia, Kemdikdasmen, Perubahan Iklim, Ellie Jackson

Selagi menyiapkan diri untuk tes penerjemah nanti malam, aku juga menunggu kabar dari SIBI Kemdikdasmen: Workshop Penulis bertema Perubahan Iklim. Informasi pertama kudapatkan dari mbakku Hartari penulis buku Lauk Daun.

Penutupan pendaftaran awalnya 7 Mei, dimajukan jadi 3 Mei. Nah, perubahan tenggat ini, sahabatku Dzikry yang mengabarkan.

Tugasku hanya menjalankan yang terbaik sebagai manusia, aku yakin Allah sudah siapkan yang terbaik pula untukku.

Setelah mendapatkan buku yang kucari, aku pulang dari Perpus Madiun.

Aku mampir ATM BCA di minimarket terdekat dari rumah. Olala.. insiden kecil terjadi. Listrik padam hanya di area ATM tempatku berada. Mesin pun mati. Kartuku tertelan sebelum aku sempat bertransaksi.

ATM BCA

Curiga? Iya lah.. masa cuma area di tempatku yang mati listrik. ATM Mandiri di sebelahku tidak. Area lain toko juga tetap menyala.

Karyawan toko mencoba menyalakan listrik di sekering luar. Sementara itu aku berusaha tetap tenang dan memproses blokir kartu via WA.

Shocked? Sedikit. Tak apa.. tarik napas lewat hidung, embuskan dari mulut.

Ya sudah. Pulang dulu.

Sampai di rumah, sekitar jam setengah tiga sore, aku melanjutkan aktivitas. Masih gemetaran rupanya. Makan dulu, biar kuat.

Jam 3:22pm, ada kabar gembira. Masyaallah.


Untuk pertama kalinya aku diundang SIBI (kawan-kawan dekat, sudah beberapa kali lolos seleksi SIBI). Alhamdulillah.

Insyaallah, penulis asal Magetan ketemu narasumber novelis dan sosiolog asal Magetan. Amin.

Kutimang-timang Mata dan Manusia Laut. Sebetulnya beberapa tahun lalu aku berkali-kali pinjam kopi buku itu di aplikasi iPusnas. Seru kali berburu buku laris yang banyak pengantrenya dan aku mengakali selalu dapat pinjaman buku itu dengan dua akun iPusnas di dua ponsel yang kupakai bergantian. Tapi tidak pernah kubaca sampai aplikasinya ku-uninstall 🤦🏻‍♀️

Halo?! Katanya the power of letting go. The power of semeleh. Melepaskan kemelekatan. Jewer kuping sendiri.

Jumat malam, 7pm. Aku masuk ruang Zoom tes penerjemah tepat waktu. Rasanya seperti reuni dengan kawan-kawan. Aku pakai hp Samsung ini, yang LCD-nya sudah bertahi lalat hitam tiga buah (berdiameter ¾ sampai 1 cm). Akun Google-ku di sini.

Untuk mengerjakan tes, kupakai PC Mas Koko yang sedang dipakai Bapak dengan asistensi Putu untuk mengerjakan arsitektur rumah pesanan Mas Koko.

Link Google Drive berisi naskah sumber baru dibagikan 55 menit kemudian. Aku dan beberapa teman kesulitan mengaksesnya.

Kucoba di PC, olala, tidak ada Google Chrome dan aku harus instal dulu. Lama kali.. tak sabar lah aku.

Coba pakai Redmi lungsuran Bapak. Sementara akun Google Bapak ku-logout. Pakai akunku sendiri, tetap tidak bisa. Kenapa? Sudah kucoba pakai Chrome sesuai arahan Pak Hero BBJT.



Akhirnya aku pakai Samsung yang sedang kupakai Zoom. Masih juga tidak bisa. Ya Allah, apa aku harus mengundurkan diri dari tes ini?

Aku baru bisa membuka link Drive naskah sumber setelah klik di chat Zoom. Kalau kuketik sendiri di kolom pencarian Google/Chrome, tidak bisa. Aneh, kan.. (yang kualami begini. Kau yang paham IT dan bilang aku yang telmi, suka-suka kaulah).

Peserta harus mengaktifkan kamera selama tes berlangsung, apakah kameraku tetap menyala ketika layar Zoom aku minimize karena sedang kubuka file naskah sumber?

Alhamdulillah tes menerjemahkan cerpen berbahasa Jawa lancar. Lalu, waktuku tinggal 15 menit setelah unggah terjemahan, baru kumulai mengerjakan puisi. Tidak sesulit puisi Adu Merak Adu Sapi dulu. Tapi..

Pak Amin Mulyanto menutup Zoom Meeting jam 9:55pm dan peserta masih diberi waktu 5 menit lagi sebelum link unggah naskah ditutup. Aku hanya bisa mengerjakan puisi itu separuh. Daripada tidak mengunggah hasil, kuunggah saja seadanya yang kubisa.

Sudah kuupayakan yang terbaik. Apapun hasilnya, Allah pasti berikan yang terbaik.


Comments